• Jelajahi

    Copyright © WARTA INDONESIA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Untad Tingkatkan Kolaborasi Riset Internasional di Bidang Kebencanaan melalui The 4th Annual Meeting of The LMI-SIR Project

    28 Okt 2025, 12:53 WIB Last Updated 2025-10-28T05:53:24Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     


    Palu, Wartaindonesianews.co.id - Universitas Tadulako (Untad) menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 4th Annual Meeting of the LMI-SIR Project (Laboratoire Mixte International – Subductions et Indosinnes of Risques  Associes), “From Hazard Geosciences to Disaster Risk Reduction”, sebuah forum ilmiah yang mempertemukan para peneliti, ilmuwan, dan praktisi kebencanaan dari berbagai negara.


    Kegiatan ini diselengarakan oleh Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik yang berlangsung pada 28 - 31 Oktober 2025. 


    Pertemuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Tadulako, Institut de Recherche pour le Développement (IRD) Prancis, Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP), dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (CVGHM).


    Melalui pertemuan tahunan ini, para peserta bersama-sama membahas berbagai kemajuan dalam riset kebencanaan, pengembangan teknologi pemantauan bencana, dan strategi pengurangan risiko bencana geologi.


    Forum ini diharapkan menjadi wadah pertukaran ilmu pengetahuan, penguatan jejaring internasional, dan sinergi lintas disiplin yang berfokus pada peningkatan pemahaman terhadap fenomena geologi seperti gempa bumi, likuefaksi, dan tsunami, serta menjadikan hasil penelitian menjadi kebijakan yang berdampak nyata bagi masyarakat. 


    Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Amar, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai upaya untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan tindakan nyata dalam mitigasi serta mewujudkan masyarakat yang tangguh terhadap bencana.


    Ia menyebut, kegiatan ini berdampak strategis bagi penguatan riset, kapasitas akademik, serta kesiapsiagaan di wilayah rawan bencana, seperti Sulawesi Tengah.


    “Sebagai perguruan tinggi yang berlokasi di wilayah yang pernah dilanda bencana besar pada tahun 2018, Universitas Tadulako berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam bidang kebencanaan, pendidikan, dan pembangunan ketahanan terhadap bencana. Peristiwa bencana tersebut mengingatkan kita bahwa proses geologi bukan sekadar ilmu pengetahuan, melainkan juga tentang bagaimana kita dapat meminimalkan dampak bencana dan menyelamatkan nyawa,” ujar Prof. Amar.



    Sejalan dengan hal tersebut, mulai tahun ini,  Untad akan memulai pembangunan Nalodo Research Center, sebuah pusat riset yang didedikasikan untuk penelitian gempa bumi dan likuefaksi di Palu. Pusat riset ini akan menjadi wadah kolaborasi, inovasi, serta penelitian di bidang kebencanaan geologi.


    Kehadiran Nalodo Research Center menjadi bukti nyata komitmen Universitas Tadulako untuk memperkuat penelitian di bidang kebencanaan geologi.


    Rektor berharap, kolaborasi riset yang terbangun melalui kegiatan LMI-SIR ini dapat berkontribusi dalam pengembangan dan keberlanjutan Nalodo Research Center di masa mendatang.


    Dalam kesempatan ini, Rektor juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini, termasuk BNPB, BRIN, serta Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, yang terus berperan aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia.


    Ia berharap, kerja sama ini akan terus berlanjut sehingga dapat meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana di Indonesia.


    Kegiatan pembukaan  The 4th Annual Meeting of The LMI-SIR Project ini dihadiri, di antaranya, oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Mohammad Wafid (Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM), Dr. Priatni Hadi Wijaya (Kepala CVGHM), Dr. Raditya Jati (Deputi Sistem dan Strategi BNPB), serta Dr. Adrian Tohari (Kepala Pusat Riset Bencana Geologi, BRIN).


    Selain itu, dari mitra internasional, turut hadir Prof. Adèle Martial Gros (IRD untuk Indonesia dan Timor Leste), Dr. Jean-Philippe Métaxian (IPGP/IRD Prancis), dan Dr. Devy Kamil Syahbana (CVGHM Indonesia).


    Junaidi AM 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini