Banjarnegara,
wartaindonesianews.co.id — Suasana hangat dan penuh semangat tampak di
warung Dok Cimol 2, Kecamatan Purwanegara, saat Forum Demokrasi Banjarnegara
menggelar kegiatan Literasi Dawet Ayu Banjarnegara, Rabu (5/11/2025).
Kegiatan
ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Banjarnegara Teguh Handoko. S,Sos dan Adi Cahyono Purwo Saputro, MM.
Kepala Disperindakop Banjarnegara.
Heni
Purwono Sejarawan Banjarnegar, pegiat literasi
Lumbung Literasi Banjarnegara, Komunitas Bunda Milenial, Wanita Bersangul dan
Budayawan Banjarnegara Paguyuban Dawet Ayu Banjarnegara, Pelaku UMKM, Serta
beberapa tamu undangan yang lain dan insan media.
Kegiatan
ini bertujuan untuk :
-
Menumbuhkan kesadaran sejarah dan identitas budaya lokal.
-
Meningkatkan literasi masyarakat tentang makna dan nilai-nilai filosofis Dawet
Ayu.
-
Mendorong kolaborasi lintas bidang—antara akademisi, pelaku usaha, pemerintah,
dan masyarakat.
-
Menjadikan literasi budaya sebagai fondasi kebijakan pelestarian dan
pengembangan ekonomi kreatif daerah.
-
Melalui kegiatan literasi dan kajian kritis, Dawet Ayu tidak hanya dilestarikan
sebagai kuliner, tetapi juga diperkuat sebagai narasi sejarah dan simbol
kebanggaan intelektual Banjarnegara.
Ketua
Dewan Pembina Forum Demokrasi Banjarnegara, Mawing Goso . Selesai acara kepada
awak Media menyampaikan tanggapanya.
”Dawet Ayu adalah identitas Banjarnegara, dan dari sana kita belajar tentang
kreativitas, bahwa Fordem ini menjembatani lembaga kajian inovasi berkelanjutan
membuat satu kegiatan yang namanya Diskusi literasi.
Tujuannya
adalah agar kita lebih mengenal tentang sejarah sesungguhnya tentang Dawet Ayu
Banjarnrgara, artinya bahwa Banjarnegara akan terangkat dari sisi itu jika ini
dilakukan secara masif oleh seluruh stakeholder yang ada.
Mawing
menambahkan
"harapannya
adalah menjadi satu produk minuman tradisional yang secara turun-temurun
terwariskan dan kemudian bisa menjadi sajian bagi para wisatawan yang akan
hadir di Banjarnegara.
Dalam
diskusi tersebut, Membahas berbagai topik mulai dari sejarah mengapa di sebut
Dawet Ayu.
Kemudian
usulan untuk standarisasi bahan, penyajian dan lain lain, serta
pencapaian yang sudah di dapatkan," pungkasnya.
Dewi
Ratih Ketua Bunda Milenial Banjarnegara menuturkan, pentingnya peran generasi
muda dalam menjaga warisan budaya sekaligus menciptakan inovasi di era digital.
Jika
budayawan dan sejarawan lokal turut menekankan bahwa Dawet Ayu telah menjadi
bagian dari narasi sejarah panjang Banjarnegara, yang patut terus dipelajari
dan dilestarikan," tutupnya
Heni
Purwono, Sejarawan Banajrnegara yang juga merupakan Guru SMAN 1 Sigaluh
Banjarnegara kepada wartawan di lokasi acara mengatakan, “Saya senang bisa ikut
kegiatan ini. Harapan kami tentu dengan adanya kajian yang lebih komprehensif
seputar sejarah dawet ayu Banjarnegara ini akan menjadikan narasi mengenai
sejarah dawet Ayu semakin lengkap bagi masyarakat."
Kemudian
juga bagi para pelaku wisata misalnya tour guide bisa menjelaskan tentang
bagaimana sejarah dawet Ayu.
Dan
harapannya juga dengan tergalinya sejarah secara lebih komprehensif nanti akan
ada dari hasil industri kita akan lebih banyak menimbulkan multiplayer effect
tidak hanya terhadap pemasaran dawet Ayu tapi bagaimana terhadap bahan-bahan
yang ada dalam pembuatan dawet ini, sehingga bisa menggerakkan Banyak
masyarakat di Banjarnegara.
Saya
pikir itu akan sangat bagus sekali mudah-mudahan literasi ini bisa berlanjut
dan bisa bermanfaat untuk warga banjarnegara," tutur Heni
Ketua
FORDEM BARA (Forum Demokrasi Banjarnegara) Imam Abdullah Sidik atau biasa
dipanggil Ken Radjasa menyampaikan kepada awak media, bahwa Forum Demokrasi
Banjarnegara berkomitmen, untuk terus menyelenggarakan kegiatan serupa secara
berkala, sebagai upaya membangun ekosistem literasi yang inklusif dan
berkelanjutan di Banjarnegara.
Tentang
Forum Demokrasi Banjarnegara, Forum Demokrasi Banjarnegara (FORDEM BARA)
merupakan wadah independen yang berfokus pada penguatan demokrasi, literasi,
dan partisipasi masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Melalui
kegiatan edukatif dan dialog publik, FORDEM berupaya mendorong lahirnya
masyarakat yang kritis, kreatif, dan peduli terhadap isu-isu sosial
budaya," pungkasnya
Pewarta : Nur S

