BANJARNEGARA, wartaindonesianews.co.id – Bupati dr. Amalia Desiana memimpin Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Senin (30/6/2025) di Pringgitan Rumah Dinas Bupati. Ada empat pembahasan dalam rapat tersebut, yakni konservasi lingkungan, pengelolaan sampah, penambangan galian golongan C dan inisiasi program Forkopimda Goes to School.
Rapat dimoderatori Anang Susanto, S.STP, M.Si, asisten pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. dihadiri oleh Wakil Bupati Wakhid Jumali Lc, Sekda Banjarnegara Drs Indarto M.Si, jajaran Forkopimda, pimpinan OPD terkait, serta perwakilan Indonesia Power.
Dalam arahannya, Bupati Amalia menegaskan bahwa masalah sampah sudah sangat mendesak dan memerlukan penanganan serius. Ia meminta penataan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) agar bisa difungsikan dengan lebih optimal. Selain itu, ia juga penanganan sedimentasi Waduk Mrica sebagai solusi pendukung pengelolaan lingkungan.
“Sampah bukan hanya masalah estetika, tapi juga soal kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Kita perlu pembenahan pengelolaan TPA Winong dan edukasi kepada masyarakat,” tegas Amalia.
Pokok bahasan berikutnya yang menjadi perhatian adalah penambangan galian C. Bupati meminta agar kegiatan penambangan ditangani dengan lebih tertib dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat seperti yang terjadi di beberapa lokasi penambangan beberapa waktu lalu.
“Jangan sampai kejadian yang viral di media sosial kemarin terulang lagi. Kita butuh pengawasan dan penegakan aturan yang konsisten,” tegasnya.
Selain itu, Bupati juga menggagas program “Forkopimda Goes to School” sebagai pendekatan edukatif untuk menekan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika. Program ini bertujuan mendekatkan aparat penegak hukum (APH) dengan siswa dengan pendekatan kekinian dan tidak menegangkan.
“Kita ingin anak-anak merasa dilindungi, bukan ditakuti. Sinergi Forkopimda sangat diperlukan untuk mendampingi generasi muda,” ungkap Amalia.
“Sebagian besar sampah lainnya ditumpuk begitu saja, bahkan banyak yang berakhir di bantaran sungai. Sebanyak 40 persen dari total sampah merupakan limbah makanan,” jelas Herrina.
Herrina juga menyebutkan bahwa luas TPA Winong saat ini mencapai 3,8 hektare, namun yang efektif digunakan baru 3,4 hektare. Rata-rata, TPA menerima sekitar 60 ton sampah per hari.
Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai masukan konstruktif dari peserta rapat. Sinergi lintas sektor dinilai menjadi kunci keberhasilan dalam menangani persoalan-persoalan krusial di Banjarnegara.
Rapat ditutup dengan penegasan bahwa hasil diskusi akan ditindaklanjuti melalui sinergi, koordinasi antar-OPD dan Forkopimda dan stakeholder terkait.
Pewarta : Nur S