Manado, Wartaindonesianews.co.id - SULUT, Harga beras yang naik beberapa pekan ini, terus dikeluhkan masyarakat. Mirisnya Warga yang notabene berada di Daerah Lumbung Padi, Bolmong Raya pun bahkan menjerit dan meminta perhatian serius anggota DPRD Sulut dan Juga Pemerintah Sulut.
Kondisi ini sebagaimana diungkap Srikandi Partai Demokrat, Angelia Regina Wenas, SE saat Rapat dengar pendapat antara Komisi II dan Sejumlah SKPD terkait, dinas pertanian, pangan, perindag dan Bulog.
Menurut Personil komisi II Angelia, dirinya telah melakukan diskusi bahkan penelusuran di pabrik atau pengusaha penjual beras didaerag ini.
Jelasnya, ternyata produksi beras lokal menurun akibatnya mereka membeli beras dari luar baik Palu maupun Makasar yang tentunya biaya transporasti jauh lebih mahal yang berimbas pada harga beras yang naik.
” Saya bertanya kepada teman saya yang juga pelaku usaha beras apa pemicu harga beras naik, ternyata produksi beras lokal menurun karena banyak faktor,” urai Legislator Dapil Bolmong Rata ini.
Wakil Ketua DPD GAMKI Sulut tahun 2024 ini juga meminta agar Dinas Pertanian membantu masyarakat guna menaikkan hasil produksi, baik bibit dan popojm gratis juga perbaikan irigasi.
” Kami selalu menerima keluhan soal sulitnya mebdapatkan pupuk, belum lagi irigasi banyak yang rusak, ” ungkapnya .
Dalam kesempatan ini Angelia menyatakan bahwa warga Bolmong yang berprofesi Nelayan dan petani, sudah tidak sanggup membeli bwras yang mahal.
Mengungkapkan “Harga beras premium di Kotamobagu biasanya Rp.700 ribu/sak (50kg) kini berada di angka Rp. 1juta lebih.” ungkapnya.
“Di Bolmong Raya paling banyak petani dan nelayan, dorang mencari itu hanya untuk satu hari, Kasihan kalau dorang nda dapat ikan mau beli beras dengan apa?Mau makan pisang mau makan ubi kasihan anak – anak, sebab yang menentukan juga torang pe anak – anak kedepan mestinya ada asupan gizi, “tambahnya.
Disisi lain dia meminta keseriusan Dinas Pertanian untuk merespon setiap keluhan petani terutama ketersediaan infrastrukur yang memadai serta memaksimalkan bantuan bibit dan pupuk.
Salah satu juga masukan bagi Dinas Pertanian soal perbaikan irigasi, semua petani bilang, bu bagaimana torang mo batanam tetapi irigasi tidak diperbaiki dan kalau bisa juga disediakan bibit padi karena semua masyarakat Sulawesi Utara ini makan beras, ” pungkas Wenas.
Pihak dinas pertanian mengakui jika saat inj banyak irigasi rusak, untuk.itu pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai untuk perbaikan. Sementata terkait bantuan bibit dan pupuk menurutnya harus di sampaikan proposal bantuan. Namun untuk pupuk subsidi saat ini tersedia, bahkan serapannya baru 16%.
Pewarta: M RLM HONTONG