BLORA, wartaindonesianews.co.id - Semangat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-124 PT Pegadaian (Persero), yang rencananya diwarnai kegiatan mulia khitan massal di Blora, kini diselimuti bayang-bayang tragedi.
Perayaan bertema sosial tersebut tercoreng oleh insiden kecelakaan kerja tragis yang menimpa SHT, seorang pekerja pemasangan tenda (teratak) yang kini terbaring kritis di RS Permata Blora.
SHT, warga Dukuh Badong Geneng, Desa Klopoduwur, tersengat listrik bertegangan tinggi pada Kamis (23/10/2025) sekitar pukul 10.30 WIB, saat memasang tenda untuk acara khitan massal gratis Pegadaian Cabang Blora yang bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2025.
Dugaan kuat menyebutkan tiang tenda bersentuhan langsung dengan kabel listrik.
*Tamparan Keras Keselamatan Kerja*
Kecelakaan kerja ini segera memicu sorotan tajam terhadap standar keselamatan kerja (K3) dalam persiapan acara yang digelar oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
NR, keluarga korban, menyampaikan kekecewaan mendalam atas insiden ini. "Acara besar dengan tujuan sosial dan perayaan ulang tahun, namun ironisnya, keselamatan pekerja diabaikan. SHT kini berjuang di rumah sakit. Ini adalah tamparan keras bagi standar keselamatan kerja," ujarnya, Sabtu (25/10/2025).
Meskipun biaya perawatan SHT telah ditanggung melalui BPJS Ketenagakerjaan, hal ini tidak meredakan kritik publik. Pekerjaan pemasangan tenda ini diketahui merupakan 'lemparan' dari NK kepada SO, yang kemudian memperkerjakan SHT.
*Absennya Empati: Tanggung Jawab Moral Pegadaian Blora Dipertanyakan*
Hal yang paling memicu kritik keras adalah sikap pihak penyelenggara, Pegadaian Cabang Blora.
Menurut NR, hingga berita ini diturunkan, Perum Pegadaian Cabang Blora sebagai pemberi pekerjaan, belum menunjukkan batang hidungnya untuk menjenguk SHT di rumah sakit.
Absennya pihak Pegadaian memunculkan kritik pedas terkait tanggung jawab moral dan hukum mereka. Meskipun telah menunjuk rekanan, Pegadaian dinilai tidak bisa lepas tangan begitu saja dari insiden yang terjadi dalam rangkaian acara besar mereka.
Keluarga korban berharap Pegadaian Blora segera mengambil langkah nyata, yakni menunjukkan empati dan tanggung jawab penuh, terutama untuk menopang ekonomi keluarga SHT.
"Nanti, selesai urusan di rumah sakit, otomatis kakak saya enggak akan bisa kerja selama beberapa bulan ke depan, untuk pemulihannya. Jadi, kami berharap, mohon dengan sangat kepeduliannya untuk memenuhi ekonomi keluarga kakak saya," pinta NR.
Keluarga juga menyerukan mitra acara, termasuk NU Care–Lazismu, PCNU Blora, dan Pemerintah Kabupaten Blora melalui Baznas, untuk turut memberikan dukungan moral dan ekonomi.
Terpisah, Bupati Blora, Arief Rohman saat mendengar informasi ini dari tim Blok7.id, ia sempat terkejut.
"Ya Alloh. Besok saya koordinasikan ya," ucap Bupati Arief.
Acara khitan massal bertema 'Langkah Emas Anak Sholeh' ini, yang sedianya merayakan usia Pegadaian dengan melayani 124 anak, kini dinodai oleh kelalaian yang mengancam nyawa seorang pekerja.
Hingga berita ini tayang, pihak Pegadaian Blora belum dapat ditemui untuk dimintai keterangan.
Pewarta Tim Red
