Palu, Wartaindonesianews.co.id — Universitas Tadulako (Untad) kembali meluluskan 1.475 wisudawan dari jenjang Diploma, Sarjana, Magister, hingga Doktor pada Wisuda ke-132, yang digelar di Auditorium Untad, Senin (27/10).
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. Djayani Nurdin, S.E., M.Si., serta dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, unsur Forkopimda, dan para mitra strategis universitas.
Dalam Pesan Almamaternya, Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Amar, M.Si., menegaskan komitmen Untad untuk terus bertransformasi menuju universitas yang unggul dan berdaya saing global.
“SIGA-8 bukan sekadar sistem digital, tetapi simbol semangat Untad dalam membangun ekosistem kampus yang terintegrasi, transparan, dan berstandar global,” ujar Prof. Amar.
Melalui momentum wisuda kali ini, Rektor mengajak seluruh lulusan untuk menjadi bagian dari Generasi SIGA-8 — generasi yang cerdas, inovatif, adaptif, dan berwawasan global dalam menghadapi era transformasi digital serta persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif.
“Jadikan semangat SIGA-8 sebagai inspirasi dalam perjalanan Anda selanjutnya. Sebagaimana SIGA-8 membuka akses global bagi universitas, bukalah pula akses pengetahuan, empati, dan inovasi dalam diri Anda untuk dunia yang lebih luas,” pesan Rektor.
Selain menekankan aspek internasionalisasi, Rektor juga mengingatkan kembali tiga nilai utama yang menjadi jati diri lulusan Tadulako, yaitu Nakaba, semangat pantang menyerah dan kerja keras; Natona Nalanggai, keberanian berbuat kebaikan dan bertanggung jawab; serta Nabaraka, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman.
Menurutnya, ketiga nilai tersebut harus menjadi pedoman setiap lulusan dalam berkarya dan menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Menutup pesannya, Rektor menegaskan bahwa sebagai almamater yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Universitas Tadulako menanamkan nilai bahwa proses belajar bukan hanya tentang meraih gelar, tetapi juga tentang menjadi insan yang berilmu, berkarakter, berintegritas, dan berkontribusi bagi kemanusiaan.
“Dunia kerja kini menuntut lebih dari sekadar ijazah. Ia menuntut karakter, integritas, dan kemampuan belajar sepanjang hayat. Jadilah alumni yang membawa nama Untad dengan karya, bukan sekadar gelar,” pungkas Prof. Amar.
Pewarta: Junaidi AM


