CIlacap – Kamis, 6 November 2025, Pukul 09.38 WIB – Hartono, pemilik dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dan hak jawab resmi terkait insiden mobil pikap logistik yang sempat mencoba melintasi Jembatan Gantung Dusun Cibereum, Desa Ujung Gagak. Insiden yang memicu kekhawatiran warga ini disebut Hartono sebagai kelalaian yang dipicu oleh tantangan logistik demi gizi anak.
Prioritas Edukasi Gizi VS Rintangan 8 KM Jalan Rusak Dalam klarifikasinya, Hartono mengakui kesalahan fatal berupa kelalaian dalam koordinasi dan komunikasi dengan otoritas desa dan warga setempat. Namun, ia menekankan bahwa motif di balik tindakan nekat baru mencoba nya tapi di ujung jembatan mobil tidak muat di ujung jembatan tersebut dan jembatan tersebut adalah misi yang bernilai edukatif dan kemanusiaan.
"Kami mengemban misi Program MBG untuk menjamin anak-anak sekolah mendapatkan asupan gizi yang optimal pada waktu yang tepat, yang sangat penting untuk konsentrasi belajar dan mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul," jelas Hartono.
Tekanan logistik yang dihadapi sangat berat:
Jalur Alternatif Jauh dan Rusak: Akses normal menuju titik distribusi mengharuskan mobil logistik menempuh jalan rusak parah yang memutar sejauh kurang lebih 8 kilometer.
Ancaman Kualitas Gizi: Perjalanan panjang di jalanan rusak berpotensi besar merusak kesegaran dan kualitas gizi makanan yang seharusnya disajikan dalam kondisi prima.
Keterlambatan Distribusi: Keterlambatan akibat medan yang sulit dapat mengganggu jadwal makan anak, yang secara edukatif mengurangi manfaat maksimal gizi selama jam sekolah.
"Saat itu, kami mencoba sekali saja menggunakan mobil pikap kecil untuk melihat kemungkinan jalur pintas, sebelum kami mengajukan izin resmi. Namun, mobil itu terbukti tidak bisa masuk. Kami menyadari, tidak ada alasan yang membenarkan pelanggaran aturan jembatan gantung, dan kami mohon maaf atas kegagalan kami memprioritaskan komunikasi di atas kegentingan logistik ini," tegas Hartono.
Pihak MBG menghormati sepenuhnya pernyataan Kepala Desa Ujung Gagak yang telah menegaskan larangan penggunaan jembatan oleh kendaraan roda empat.
Tindak Lanjut: Jaminan Kualitas Gizi dan Kepatuhan Aturan Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan komitmen, pihak dapur MBG berjanji:
Menghentikan semua upaya uji coba atau penggunaan Jembatan Gantung Cibereum oleh kendaraan roda empat logistik MBG di masa mendatang.
Mencari dan menerapkan solusi logistik alternatif yang aman, seperti menggunakan kendaraan roda dua atau sarana angkut yang sesuai kapasitas jembatan, sekalipun harus menempuh medan sulit 8 km demi menjaga kualitas gizi yang optimal.
Memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) Logistik agar selalu memprioritaskan keselamatan infrastruktur lokal dan kepatuhan aturan desa.
"Komitmen kami adalah melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis dengan penuh tanggung jawab. Kami akan memastikan setiap makanan adalah investasi terbaik untuk masa depan anak bangsa, sambil tetap mematuhi aturan desa. Kami berharap klarifikasi ini dapat menjernihkan situasi dan mengembalikan kepercayaan warga," tutup Hartono.
Kami dapat membantu Anda merumuskan poin-poin check-list SOP logistik baru MBG yang menjamin keselamatan infrastruktur dan kualitas gizi.
Pewarta: Marjuki Wiyono

