• Jelajahi

    Copyright © WARTA INDONESIA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Sawah Terancam "Bosok"Direndam Banjir, DPRD Desak BBWS dan Dinas Seriusi Perbaikan 5 Sungai!

    13 Nov 2025, 05:58 WIB Last Updated 2025-11-12T22:58:19Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Cilacap, wartaindonesianews.co.id --12 November 2025–* Ratusan hektare sawah yang sebentar lagi memasuki masa panen di Kecamatan Majenang dan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, terancam gagal total setelah direndam banjir bandang.


     Banjir yang terjadi pada Selasa, 11 November, ini melanda Desa Mulyasari, Mulyadadi, dan Padangsari, menyebabkan kerugian signifikan bagi petani.

    Debit air yang tinggi dari luapan sungai telah merendam sawah, mengakibatkan tanaman padi terancam membusuk (bosok).

     

    Musim panen yang seharusnya membawa kesejahteraan kini berubah menjadi bencana dan kerugian.

    Permintaan Mendesak: Perbaikan Total Lima Tanggul Sungai

    Para petani yang terdampak langsung menuntut tindakan cepat dan konkret dari pemerintah. Fokus utama tuntutan adalah perbaikan segera terhadap infrastruktur pencegah banjir, yaitu tanggul-tanggul di beberapa sungai utama yang menjadi pertemuan air dari berbagai wilayah.


    ​Sungai-sungai yang diminta untuk segera diperbaiki tanggulnya meliputi:

    ​Sungai Kawung (atau Cikawung), Sungai Cilumuh, Sungai Cilopadang, Sungai Cijalu dan Sungai Cilanggir.


    Selain perbaikan permanen, petani juga mengharapkan adanya bantuan pangan berupa beras sebagai kompensasi atas gagal panen yang hampir pasti terjadi.


    Ketua Komisi B DPRD Cilacap: "Ini Masalah Tahunan yang Harus Dipecahkan!


    ​Menanggapi bencana yang terus berulang, Ketua Komisi B DPRD Cilacap, Didi Yudi Cahyadi (DYC), mendesak adanya penanganan serius dan terpadu dari instansi terkait.

    ​"Kami berharap ada penanganan serius dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas Sumber Daya Air (PSDA), dan Dinas Pertanian untuk menangani banjir tahunan di beberapa desa ini," tegas Didi Yudi Cahyadi.


    ​Ia menekankan bahwa permasalahan banjir di wilayah ini bukan kejadian baru, melainkan bencana rutin yang harus segera diselesaikan.


    ​"Harus secepatnya dipecahkan permasalahan ini. Daerah ini setiap tahun kebanjiran karena merupakan daerah pertemuan beberapa sungai dari wilayah Cimanggu, Majenang, dan Wanareja. Jika tidak ada perbaikan tanggul yang komprehensif, kerugian bagi petani akan terus berulang," tutupnya.


    ​Pemerintah daerah dan pusat kini dituntut untuk berkoordinasi cepat dalam mengalokasikan anggaran dan pengerahan alat berat, demi mencegah kerugian yang lebih besar dan mengakhiri penderitaan petani akibat bencana alam tahunan ini.

    Pewarta: Tim Red 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini