• Jelajahi

    Copyright © WARTA INDONESIA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Kearifan Budaya Lokal ala DAMAS Tasikmalaya dan UPT Seni Budaya Universitas Perjuangan Tasikmalaya

    19 Des 2025, 05:42 WIB Last Updated 2025-12-18T22:45:19Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     
















    Tasikmalaya, wartaindonesianews.co.id. -- 12 Desember 2025, Daya MAhasiswa Sunda atau yang paling dikenal dengan singkatan DAMAS, khususnya di Tasikmalaya, Pengurus DAMAS Tasikmalaya akan menggelar sebuah kegiatan yang tidak biasa. 


    Ini bukan tentang sebuah pemutaran film dokumenter, pertunjukan seni atau konser music dengan berbagai jenis genre ataupun festival yang menggelar beberapa pertunjukan yang banyak dipertontonkan. Tapi, DAMAS Tasikmalaya yang bekerjasama dengan UPT Seni Budaya Universitas Perjuangan Tasikmalaya akan membuat ratusan calon guru sekolah dasar menjadi SDM yang selalu siap dengan tantangan global dengan kearifan lokal sebagai salah satu senjata dasar yang tidak biasa dan mampu berguna Dimana saja dan kapan saja. 


    Senjata dasar tersebut bukan berbentuk bambu runcing ataupun golok bahkan sebuah senjata api rakitan luar negeri. Senjata itu Adalah menjaga kearifan Budaya lokal untuk membuat para peserta didik khususnya dan Masyarakat pada umumnya menjadi sebuah pribadi yang mampu memanusiakan manusia seutuhnya. Bukan karena sebuah golongan atau kepentingan pribadi. Tapi lebih kepada bagaimana caranya setiap generasi mampu menjadikan dirinya dan para peserta didik nanti menjadi Sumber Daya Manusia yang menjalani kehidupannya dengan rasa, bukan dengan sebuah nafsu atau keinginan semata yang bersifat sementara.


    DAMAS Tasikmalaya Kerjasama dengan UPT Seni Budaya Universitas Perjuangan Tasikmalaya akan menggelar sebuah kuliah umum yang bertema “Kearifan Budaya Lokal” yang akan diselenggarakan pada Hari Jum’at, 19 Desember 2025 pukul 13.00 – 15.00 WIB di Aula Universitas Perjuangan Tasikmalaya. Dengan pemateri Utama atau kita sebut panyatur (sunda) utama yaitu seorang Dosen Sastra Sunda UPI Bandung sekaligus seorang Budayawan yang konsen dengan Kasundaan, beliau Adalah Dr. R. Dian Hendrayana, S.S., M.Pd. dari DAMAS Puseur Bandung sedangkan pemateri kedua, yaitu seorang anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Enan Suherlan, A.Md., S.Th.I.,S.H. M.M. dari DAMAS Tasikmalaya.


    Kedua pemateri ini akan memberikan kuliah umum tentang Kearifan Budaya Lokal kepada kurang lebih 360 orang mahasiswa Program Study PGSD FKIP Universitas Perjuangan Tasikmalaya, khususnya yang sedang duduk di semester 3. Pak H. Agus A.W. yang akrab dipanggil Abah ini selaku ketua UPT Seni Budaya Sekaligus yang akan menjadi pemandu acara besok berpikir bahwa jika Kearifan Budaya Lokal tidak dikenalkan dan seterusnya tidak kita jaga, maka lambat laun akan tergerus dan lenyap dengan berjalannya waktu.


    Beliau juga mengatakan di zaman yang serba digital ini, akan terasa sulit untuk seorang pengajar dan pendidik jika kearifan budaya lokal hanya menjadi sebuah jargon atau sebuah tema tanpa sebuah catatan fakta. Hal ini berarti bahwa kita memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam menjaga dan melestarikan kearifan budaya lokal jika kita masih sayang dengan kehidupan dan keturunan kita kelak.


    Kegiatan ini juga tidak serta merta hanya sebuah kuliah umum mahasiswa PGSD Universitas Perjuangan Semester 3, tapi merupakan sebuah rangkaian kegiatan MIMITRAN DAMAS Angkatan ke 28 yang akan berlangsung pada tanggal 24, 25 dan 26 Desember 2025. Kegiatan Mimitran ini sudah berlangsung lama, yaitu semenjak berdiri pada tanggal 14 Oktober 1956 di Bandung, dan menjadikannya salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang masih eksis hingga kini untuk melestarikan budaya Sunda. 


    Di dalam organisasi DAMAS ini, kita tidak hanya hidup tentang berorganisasi, berkumpul dan mengadakan sebuah event, mengenal dan melestarikan budaya sunda atau hanya sekedar membahas sebuah rules of organization tapi belajar bagaimana memanusiakan manusia yang dimulai dari diri kita, memberikan manfaat bukan  memanfaatkan orang lain demi kepentingan diri kita sendiri atau golongan. Tapi lebih ke arah bagaimana kita hidup dan menghidupi dengan berbagai cara yang tidak merugikan orang lain.



    Pewarta: Amoy Purwanto

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini