• Jelajahi

    Copyright © WARTA INDONESIA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Luncurkan strategi SIMPATIK, Pemkab Banjarnegara Berkomitmen Eliminasi TBC

    17 Jun 2025, 15:47 WIB Last Updated 2025-06-17T08:47:07Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     


    Banjarnegara, wartaindonesianews.co id --Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Dinas Kesehatan meluncurkan strategi SIMPATIK (Aksi Meningkatkan Penemuan Kasus TBC dengan Intervensi Kolaboratif) di Rejasa Room Surya Yudha Park Hotel, Selasa (17/6/2025).


    Latifa Hesti Purwaningtyas menyampaikan, strategi penanganan TBC (Tuberkulosis) tersebut adalah penanganan yang melibatkan pentahelix, yaitu kolaborasi antara lima unsur, pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.


    "Melalui kolaborasi, sumber daya, pengetahuan dan peran masing-masing pihak bisa saling melengkapi, sehingga penanggulangan TBC menjadi lebih efektif, terkoordinasi dan berkelanjutan," terangnya

    Menurut Hesti, kolaborasi penting dalam penanganan TBC karena masalah ini bersifat kompleks dan tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Diperlukan sinergi berbagai sektor untuk meningkatkan deteksi dini, memastikan pengobatan tuntas, mengurangi stigma, serta memperluas jangkauan edukasi dan layanan. 


    Dikatakan, cakupan angka penemuan kasus TBC di Banjarnegara masih rendah.

    Target suspek atau terduga di tahun 2025 sebanyak 13.543 kasus, namun capaian sampai bulan Mei 2025 baru sebesar 5.966 kasus (44%). Sedangkan target kasus positif 2.787 yang ditemukan sebanyak 653 kasus positif TBC.

    "Dalam penanggulangan TBC kita juga melakukan penemuan kasus secara aktif melalui skrining di masyarakat dan populasi beresiko seperti di Lapas, pondok pesantren, perusahaan dan panti-panti sosial," terangnya


    Bupati Banjarnegara Amalia Desiana mengatakan, strategi SIMPATIK ini menunjukkan komitmen Pemkab Banjarnegara dalam mendukung eliminasi TBC.


    Bupati melihat TBC ini seperti gunung es, tampak seperti penyakit biasa saja, tidak terdeteksi. Namun ketika diintervensi secara komprehensif bisa ditemukan banyak yang belum tertangani.

    Amalia juga meminta masyarakat untuk saling mengingatkan jika ada orang disekitar yang mengalami gejala TBC  untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas atau rumah sakit agar cepat tertangani.


    "Penderita TBC jangan dikucilkan, jika ada yang terkena, kita edukasi untuk berobat, karena penyakit TBC bisa diobati dengan meminum obat secara teratur minimal 6 bulan tanpa terputus satu kali pun," pungkasnya. 

    Pewarta : Sri Nuraini

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini