Palu, Wartaindonesianews.co.id – Sabtu (23/08/2025) sore, Aula Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (IPMIL) Palu, menjadi ruang diskusi hangat tentang masa depan pemuda. Bukan sekadar agenda organisasi, melainkan ajang berbagi pengetahuan mengenai kemandirian ekonomi melalui jalur kewirausahaan.
Kegiatan bertajuk “Pengembangan Entrepreneurship bagi Organisasi Kepemudaan” ini diinisiasi oleh Tim Pengabdi dari Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Tadulako (Untad).
Tim yang dipimpin oleh Dr. Suasa, M.Si, tim ini melibatkan sejumlah dosen dan praktisi, di antaranya Sulfitri Husain, S.IP., M.A, Rusmawaty BTE Rusdin, S.Sos, Syamsul Bahri, S.Sos., M.Sc, Harianto Lamading, Fahmi Surya Abdi, serta Faradilah.
Tak ketinggalan, mahasiswa Fatur Rahman Faizal dan Muhammad Irgi ikut berkontribusi sebagai enumerator.
Sekitar 50 peserta hadir dalam kegiatan ini, mayoritas mahasiswa asal Luwu Raya dari berbagai program studi: Ilmu Pemerintahan, Pertanian, Peternakan, FKIP, Teknik, Ekonomi, hingga Antropologi.
Antusiasme mereka terasa sejak awal. Pertanyaan demi pertanyaan bermunculan, khususnya seputar cara memulai usaha dengan modal terbatas dan menjaga konsistensi di tengah kesibukan kuliah.
“Kami butuh ilmu langsung dari orang yang berpengalaman. Kadang semangat ada, tapi bingung harus mulai dari mana,” ungkap Fatur Rahman Faizal, salah satu mahasiswa peserta yang aktif berdiskusi.
“Tidak semua harus berorientasi menjadi pegawai negeri. Pemuda bisa membuka peluang baru dengan kreativitasnya,” jelas Sulfitri Husain di hadapan peserta.
Menariknya, sejumlah peserta ternyata sudah merintis usaha kecil, mulai dari penjualan jeruk peras, street coffee, hingga bisnis berbasis komunitas. Bahkan, IPMIL Raya Palu sendiri telah memiliki unit usaha seperti penjualan makanan tradisional kapurung, jasa tari dalam acara formal maupun nonformal, hingga penyewaan gedung aula.
Ketua IPMIL Raya Palu, Andikaa Longki, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, semangat berwirausaha penting untuk terus ditumbuhkan di kalangan mahasiswa sebagai bekal menghadapi persaingan global.
“Kami di IPMIL ingin menjadi bagian dari lahirnya generasi muda yang berani berwirausaha. Organisasi ini bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga ruang belajar dan berlatih untuk mandiri,” ujarnya.
Kehadiran IPMIL Raya Palu kini semakin tampak sebagai wadah kepemudaan yang tak hanya bergerak dalam bidang organisasi, tetapi juga berfungsi sebagai inkubator ide bisnis anak muda.
Melalui kegiatan pengabdian ini, semangat wirausaha semakin tertanam. Kesadaran pun tumbuh bahwa kemandirian ekonomi adalah bagian dari kontribusi nyata pemuda bagi pembangunan daerah.
Bagi para peserta, hari itu bukan sekadar mendengar ceramah, melainkan pengalaman membuka cara pandang baru tentang masa depan. Seorang peserta menutup dengan kalimat penuh keyakinan: “Kalau bukan kita yang muda, siapa lagi yang akan berani memulai?”
Pewarta: Junaidi AM