Kandangserang Gelar Sedekah Bumi(Legenan) Hadirkan Harmoni Budaya dan Syukur atas Nikmat Ilahi

 


Pekalongan, wartaindonesianews.co.id – Tradisi tahunan Sedekah Bumi atau legenan kembali digelar meriah di Desa Talang, Kabupaten Pekalongan, Kamis (22/5/2025). 

Bertempat di halaman SMP 1 Kandangserang, acara ini dihadiri seluruh warga, tokoh masyarakat, serta perwakilan ForKomPincam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) sebagai tamu undangan. 

Dipimpin Ketua Panitia Hamdan dan didukung penuh Kepala Desa Wintarono (Cebong), kegiatan ini menjadi simbol pelestarian budaya leluhur sekaligus wujud syukur kepada Allah SWT.  

Legenan bukan sekadar ritual, melainkan sodakoh (sedekah) kami sebagai rasa terima kasih kepada Sang Pencipta atas rezeki melimpah, terutama hasil bumi. Harapannya, melalui acara ini, Allah SWT senantiasa memberkahi setiap langkah warga Kandangserang dalam menjalani aktivitas,” tegas Wintarono dalam sambutannya.  

Rangkaian acara dimulai sejak Rabu malam (21/5) dengan tirakatan (renungan spiritual), dilanjutkan pagi harinya dengan prosesi mengarak kepala kerbau ke Wadas Jaran—situs sakral yang dipercaya sebagai penghubung spiritual warga. “Kepala kerbau adalah simbol persembahan untuk menjaga keseimbangan alam. Ini warisan yang wajib kita jaga,” jelas Hamdan.  

Pada sore hari, warga  membawa ancak(tumpeng) untuk selamatan atau do'a bersama kemudian malam harinya diisi pengajian umum yang menghadirkan penceramah dari Grobogan. “Kami sengaja mendatangkan ustadz dari luar daerah untuk memperkaya wawasan keagamaan warga,” tambah Hamdan.

  

Antusiasme masyarakat terlihat dari partisipasi aktif tanpa kendala. Lokasi acara yang strategis, dekat kantor desa, memudahkan akses bagi seluruh peserta, termasuk tamu dari ForKomPincam. “Keguyuban warga adalah kunci kesuksesan acara ini. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar,” ujar Hamdan.  

Kehadiran tokoh masyarakat dan perwakilan kecamatan turut memperkuat pesan pelestarian budaya. Wintarono menegaskan, legenan harus tetap hidup sebagai identitas desa. “Selama ada dukungan, tradisi ini akan terus menjadi penjaga kearifan lokal di tengah arus modern,” pungkasnya.  

Dengan iringan doa dan kebersamaan, Sedekah Bumi 2025 tidak hanya menjadi ritual sakral, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan nilai-nilai ilahiah di Kandangserang.

Pewarta :  Aryanto 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama