Tadulako, Wartaindonesianews.co.id, Palu - Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Tadulako sukses menyelenggarakan International Guest Lecture bertajuk “Digital Entrepreneurship in the Era of Smart Governance: Building Synergy between Government, Private Sector, and Communities”, Kamis 24 Juli 2025.
Kegiatan yang digelar di Aula FISIP Untad ini menghadirkan pembicara internasional, Maria Gonzalez, Founder & CEO dari Adelante Community Development, sebuah organisasi non-profit berbasis di Colorado, Amerika Serikat, yang telah mendorong transformasi ekonomi komunitas Latin di AS melalui inovasi kewirausahaan.
Kuliah tamu ini merupakan hasil kolaborasi antara Banuamentor (Indonesia) dan Adelante Community Development (USA), dengan dukungan dari American Councils for International Education dan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.
Lebih dari 100 peserta menghadiri kegiatan ini, terdiri atas mahasiswa, dosen, dan pejabat pemerintah daerah yang memiliki perhatian terhadap pengembangan kewirausahaan dan transformasi digital.
Dalam sesi pemaparannya, Maria Gonzalez menekankan bahwa kewirausahaan digital adalah jembatan menuju ekonomi masa depan yang kolaboratif. Ia menjelaskan bagaimana prinsip smart governance dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas—untuk mendorong inovasi, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi.
“Kunci memperkuat ekosistem digital adalah membangun kepercayaan dan sinergi. Pemerintah harus menjadi fasilitator, sektor swasta sebagai inovator, dan komunitas sebagai pelaksana solusi nyata,” ujar Maria Gonzalez.
Maria juga memaparkan keberhasilan program Adelante Digital yang telah melatih lebih dari 2.000 pelaku usaha kecil di Colorado, serta mendorong pemerintah kota melakukan reformasi sistem perizinan UMKM berbasis data.
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE, sebagai narasumber khusus. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya peran Pemerintah Kota Palu dalam mendukung UMKM di era digital, salah satunya melalui pendirian Inkubator Bisnis Kota Palu (Inbis) yang kini menjadi pusat pelatihan, inkubasi usaha, dan fasilitasi perizinan bagi pelaku usaha pemula.
“Inkubator bisnis ini dibentuk untuk menjadi semacam konsultan bagi para pelaku UMKM, agar usaha mereka bisa lebih terarah dengan cara yang baik,” ujar beliau.
Lebih lanjut, Wali Kota Palu menyampaikan bahwa terdapat komunitas UMKM di bawah naungan Inbis yang telah memiliki lebih dari 4.000 anggota, dan diharapkan mampu mendorong transformasi UMKM lokal menjadi lebih kuat dan berkembang.
Kehadiran dan dukungan beliau memperkuat pesan bahwa kolaborasi antara kampus, komunitas, dan pemerintah adalah fondasi utama dalam membangun ekonomi daerah yang resilien.
Selain membahas peluang, Maria Gonzalez juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi pelaku UMKM digital, seperti keamanan siber, perlindungan data pribadi, dan etika penggunaan kecerdasan buatan (AI).
“UMKM perlu didukung tidak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga pemahaman tentang risiko digital. Tanpa itu, mereka rentan kehilangan kepercayaan pelanggan dan bisa mengalami kerugian serius,” jelas Maria.
Ia mendorong akademisi dan pemerintah untuk lebih aktif dalam membangun literasi digital dan memperkuat perlindungan konsumen sebagai bagian dari ekosistem kewirausahaan yang etis dan berkelanjutan.
Kuliah tamu ini juga membuka ruang diskusi mengenai potensi kerja sama internasional antara Kota Palu dan komunitas bisnis global, khususnya Amerika Serikat. Pertukaran inovasi, pengetahuan, dan kemitraan strategis menjadi topik hangat dalam sesi diskusi yang berlangsung dinamis.
Nur Rina Maskayanti, COO Banuamentor dan inisiator kegiatan ini, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari strategi memperluas jangkauan UMKM lokal agar dapat bersaing secara global melalui pendekatan kolaboratif.
“Kami percaya bahwa mahasiswa dan pelaku UMKM di Palu punya potensi besar. Dengan paparan global dan dukungan ekosistem yang tepat, mereka bisa jadi motor pertumbuhan ekonomi digital Indonesia Timur,” ungkap Rina.
Antusiasme peserta sangat tinggi sepanjang acara. Diskusi yang terbuka, interaktif, dan aplikatif mendorong mahasiswa untuk melihat wirausaha sebagai pilihan karier strategis di era digital. Para dosen dan akademisi pun berharap kegiatan serupa dapat berlanjut dalam format workshop, riset kolaboratif, hingga pembentukan pusat inovasi digital dan kewirausahaan di lingkungan kampus.
Pewarta: Junaidi AM