• Jelajahi

    Copyright © WARTA INDONESIA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Tradisi Napak Tilas NguPaTan , Kenang Sejarah Kabupaten Magetan

    18 Okt 2025, 16:57 WIB Last Updated 2025-10-18T11:46:59Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Magetan, Wartaindonesianews.co.id-18/10/2025  Dalam rangka memperingati hari jadi ke-350 Kabupaten Magetan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan menggelar tradisi Napak Tilas Ngunut-Parang-Magetan (NguPaTan). Acara ini dihadiri ribuan peserta yang menempuh perjalanan sejauh 18 kilometer dari Desa Ngunut menuju Pendopo Surya Graha.

    Desa Ngunut, yang pernah menjadi pusat pemerintahan Magetan, memiliki makna historis penting terkait Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948. “Masa perjuangan di Ngunut tidak boleh terlupakan,” Ungkap Ketua DPRD Magetan, Suratno, yang turut serta dalam kegiatan ini.

    Peserta napak tilas yang mencapai sekitar seribu orang ini lebih menempuh jarak tersebut dalam waktu rata-rata dua jam lima puluh menit.
    Kang Ratno menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana edukasi bagi masyarakat tentang sejarah pemerintahan Magetan.

     “Dulu, dalam kondisi yang sangat mendesak, pemerintahan tetap berjalan. Ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua,” tambahnya.


    Disisi Lain Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti juga menyampaikan pentingnya momentum ini untuk mengenang perjuangan para pendahulu. “Kami berharap seluruh elemen masyarakat dapat terus mengenang semangat perjuangan tersebut dan melanjutkannya dengan berkontribusi membangun Magetan,” pungkasnya.

    Tradisi napak tilas ini rutin dilakukan jelang peringatan hari jadi Kabupaten Magetan, sebagai wujud penghormatan terhadap sejarah dan perjuangan yang telah dilalui oleh masyarakat setempat. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat rasa kebersamaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya melestarikan sejarah daerah.

    Disisi Lain Sauji Kepala Desa Ngunut Parang Menjelaskan 
    Waktu itu, Belanda sedang melancarkan agresi militer kedua. Targetnya, menangkap pemimpin Indonesia, Soekarno, Hatta, dan Sjahrir.


    Serangan pertamanya, di Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta. Penyerangan ke Ibu Kota Indonesia kala itu, diikuti serangan ke sejumlah wilayah di Jawa, termasuk Jawa Timur. Operasi militer Belanda ini, juga ke Magetan.

    Sejarah mencatat, agresi militer besar-besaran itu, dilakukan pada 19 Desember 1949.

    Situasinya menjadi serba darurat. Namun, pemerintahan harus tetap berjalan. Magetan kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Desa Ngunut, di Kecamatan Parang.
    Belanda meninggalkan Magetan, 26 Oktober 1949. Pemerintahan masih di Ngunut. Baru pindah kembali ke pusat kota, 1 Januari 1950.


    Sejarah perpindahan kembali pemerintahan dari Ngunut ke Magetan, dikenang dengan 
    napak tilas Ngunut-Parang-Magetan (Ngupatan) Pungkas Sauji .
    (Rendra)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini