• Jelajahi

    Copyright © WARTA INDONESIA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Menu Bawah

    Inovasi Hijau Dewi Sri, Melon Organik & Pupuk Urin Sapi Siap Jual!

    6 Nov 2025, 13:09 WIB Last Updated 2025-11-06T06:09:20Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     


    Cilacap, wartaindonesianews.co.id – Kamis (6/11), atmosfir semangat dan inovasi terasa kental di Dusun Cibaya, Desa Muktisari, Kecamatan Gandrungmangu. Kelompok Tani Dewi Sri, yang akrab disapa "Om Beong", menjadi tuan rumah dalam sebuah liputan khusus yang menyoroti praktik pertanian berkelanjutan yang sukses.


    ​Kelompok tani yang beranggotakan petani pemilik lahan sawah masyarakat seluas 375 hektar dan mengelola lahan darat pribadi "Om Beong" seluas 200 bata (sekitar 2.800 meter persegi) ini berhasil mengembangkan budidaya melon premium dan tanaman lain menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) yang diolah langsung dari urin sapi dan kotoran ternak.


    ​Liputan ini semakin diperkaya dengan kehadiran para mahasiswa magang KKN dari Fakultas Pertanian Yogyakarta, yaitu Cecillia (Mahasiswi), Tania (Mahasiswi), dan Lutfi (Mahasiswa). 


    Mereka tidak hanya belajar, tetapi juga melakukan pengambilan data krusial di lahan budidaya melon, cabai, dan petak pertanian padi.

    Budidaya Melon Organik: Dari Limbah Ternak Menjadi Emas Hijau

    Di lahan darat milik Om Beong, barisan tanaman melon tampak subur dan menghasilkan buah berkualitas tinggi. Ketua Kelompok Tani Dewi Sri (Om Beong) dengan antusias menjelaskan rahasia kesuksesan mereka.


    ​“Kami sudah lama beralih ke organik, dan ini adalah edukasi penting bagi petani. Kami memanfaatkan limbah ternak, terutama urin sapi, untuk diolah menjadi Pupuk Organik Cair. Setelah rutin menggunakan POC ini, kualitas dan kuantitas hasil panen, terutama melon kami, meningkat drastis. Rasa buahnya lebih manis dan teksturnya lebih segar, bahkan mampu bersaing dengan melon non-organik,” ujarnya.


    ​POC urin sapi dan kotoran ternak ini diproses menggunakan berbagai alat fermentasi dan peralatan pertanian khusus milik kelompok, yang memastikan POC kaya akan unsur hara makro dan mikro, sekaligus menjadi solusi edukatif dalam pemanfaatan limbah.


    ​Kolaborasi Akademisi & Petani: Riset Ilmiah dan Inovasi Komersial Kehadiran tiga mahasiswa KKN, Cecillia, Tania, dan Lutfi, dari Fakultas Pertanian Yogyakarta, membawa sentuhan ilmiah yang penting. Mereka fokus pada penelitian mendalam mengenai efektivitas POC urin sapi sebagai pupuk semprot dan siram untuk budidaya melon, cabai, dan lahan sawah padi.

    ​“Kami bertiga bertugas mengambil data pertumbuhan tanaman yang diaplikasikan POC, termasuk data di lahan padi 375 hektar milik masyarakat yang juga menggunakan POC ini secara parsial. Data ini sangat penting untuk validasi ilmiah, membuktikan bahwa limbah ternak dapat menjadi nutrisi unggul yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelas Lutfi, salah satu mahasiswa KKN.


    ​Inovasi paling signifikan yang didukung oleh riset mahasiswa ini adalah langkah maju Kelompok Tani Dewi Sri untuk mengkomersialkan produk POC urin sapi fermentasi mereka. Tujuannya adalah edukasi dan kemudahan bagi petani lain.


    ​“Kami sedang merintis pengemasan dan pemasaran pupuk cair ini. Tujuannya agar petani lain lebih mudah mendapatkan pupuk organik berkualitas tanpa harus repot mengolah sendiri. Ini adalah langkah menciptakan kemandirian pupuk dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” tambah Om Beong.

    ​Diversifikasi Usaha: Dari Melon ke "Cipring" Singkong Selain fokus pada budidaya melon dan POC, Kelompok Tani "Om Beong" juga menunjukkan sisi kewirausahaan yang patut ditiru. Mereka memiliki usaha sampingan makanan ringan "Cipring" (keripik singkong) yang menggunakan bahan baku singkong lokal. Hal ini menunjukkan edukasi penting tentang diversifikasi usaha di sektor pertanian.


    ​Keberhasilan Kelompok Tani Dewi Sri ini membuktikan bahwa sinergi antara pengetahuan akademis (melalui mahasiswa seperti Cecillia, Tania, dan Lutfi) dan kearifan lokal petani (Om Beong) dapat menghasilkan produk pertanian dan inovasi yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga berdaya saing tinggi dan membawa manfaat ekonomi bagi seluruh masyarakat Desa Muktisari.


    Pewarta: Marjuki Wiyono

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini