Cilacap, wartaindonesianews.co.id – Kamis (6/11), atmosfir semangat dan inovasi terasa kental di Dusun Cibaya, Desa Muktisari, Kecamatan Gandrungmangu. Kelompok Tani Dewi Sri, yang akrab disapa "Om Beong", menjadi tuan rumah dalam sebuah liputan khusus yang menyoroti praktik pertanian berkelanjutan yang sukses.
Kelompok tani yang beranggotakan petani pemilik lahan sawah masyarakat seluas 375 hektar dan mengelola lahan darat pribadi "Om Beong" seluas 200 bata (sekitar 2.800 meter persegi) ini berhasil mengembangkan budidaya melon premium dan tanaman lain menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) yang diolah langsung dari urin sapi dan kotoran ternak.
Liputan ini semakin diperkaya dengan kehadiran para mahasiswa magang KKN dari Fakultas Pertanian Yogyakarta, yaitu Cecillia (Mahasiswi), Tania (Mahasiswi), dan Lutfi (Mahasiswa).
Budidaya Melon Organik: Dari Limbah Ternak Menjadi Emas Hijau
Di lahan darat milik Om Beong, barisan tanaman melon tampak subur dan menghasilkan buah berkualitas tinggi. Ketua Kelompok Tani Dewi Sri (Om Beong) dengan antusias menjelaskan rahasia kesuksesan mereka.
“Kami sudah lama beralih ke organik, dan ini adalah edukasi penting bagi petani. Kami memanfaatkan limbah ternak, terutama urin sapi, untuk diolah menjadi Pupuk Organik Cair. Setelah rutin menggunakan POC ini, kualitas dan kuantitas hasil panen, terutama melon kami, meningkat drastis. Rasa buahnya lebih manis dan teksturnya lebih segar, bahkan mampu bersaing dengan melon non-organik,” ujarnya.
POC urin sapi dan kotoran ternak ini diproses menggunakan berbagai alat fermentasi dan peralatan pertanian khusus milik kelompok, yang memastikan POC kaya akan unsur hara makro dan mikro, sekaligus menjadi solusi edukatif dalam pemanfaatan limbah.
“Kami bertiga bertugas mengambil data pertumbuhan tanaman yang diaplikasikan POC, termasuk data di lahan padi 375 hektar milik masyarakat yang juga menggunakan POC ini secara parsial. Data ini sangat penting untuk validasi ilmiah, membuktikan bahwa limbah ternak dapat menjadi nutrisi unggul yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” jelas Lutfi, salah satu mahasiswa KKN.
Inovasi paling signifikan yang didukung oleh riset mahasiswa ini adalah langkah maju Kelompok Tani Dewi Sri untuk mengkomersialkan produk POC urin sapi fermentasi mereka. Tujuannya adalah edukasi dan kemudahan bagi petani lain.
Diversifikasi Usaha: Dari Melon ke "Cipring" Singkong Selain fokus pada budidaya melon dan POC, Kelompok Tani "Om Beong" juga menunjukkan sisi kewirausahaan yang patut ditiru. Mereka memiliki usaha sampingan makanan ringan "Cipring" (keripik singkong) yang menggunakan bahan baku singkong lokal. Hal ini menunjukkan edukasi penting tentang diversifikasi usaha di sektor pertanian.
Keberhasilan Kelompok Tani Dewi Sri ini membuktikan bahwa sinergi antara pengetahuan akademis (melalui mahasiswa seperti Cecillia, Tania, dan Lutfi) dan kearifan lokal petani (Om Beong) dapat menghasilkan produk pertanian dan inovasi yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga berdaya saing tinggi dan membawa manfaat ekonomi bagi seluruh masyarakat Desa Muktisari.
Pewarta: Marjuki Wiyono



